SELAMAT DATANG, ... SEMOGA INFORMASI YANG ADA DI BLOG INI BERMANFAAT BAGI ANDA

Selasa, 28 Oktober 2014

PLPG 120 Untan Gelombang 6

Jabatan Tahun 2014 yang mengikuti jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Dengan ini diinformasikan hal-hal sebagai berikut.
  1. PLPG Gelombang 6 (ENAM) dilaksanakan tanggal 30 Oktober s.d. 8 November 2014.
  2. Peserta gelombang 6 diikuti oleh peserta dari Kab./Kota se-Kalbar dan peserta dari Provinsi Kalimantan Tengah.
  3. Peserta dari luar kota akan diterima masuk ke tempat penginapan tanggal 30 Oktober 2014., pukul 10.00 WIB.
  4. Registrasi peserta dilakukan di lokasi pelatihan pada hari pertama sebelum pelaksanaan PLPG.
  5. Peserta diharapkan membaca Ketentuan Umum dan Tata Tertib PLPG tahun 2014.
  6. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan langsung ke panitia PSG Rayon 120 Untan.

Lampiran:
Surat Pemanggilan PLPG Peserta Kalbar (Baca |unduh
Surat Pemanggilan PLPG Peserta Kalteng (Bacaunduh
Peserta Prov. Kalteng (Baca unduh)
Kabupaten Sambas (Baca unduh)
Kabupaten Pontianak (Baca | unduh)
Kabupaten Sanggau (Baca | unduh)
Kabupaten Sintang (Baca unduh)
Kabupaten Kapuas Hulu (Baca | unduh)
Kabupaten Ketapang (Baca unduh)
Kabupaten Kayong Utara (Baca | unduh)
Kabupaten Bengkayang (Baca | unduh)
Kabupaten Landak (Baca | unduh)

Kabupaten Sekadau (Baca | unduh)
Kabupaten Kubu Raya (Baca | unduh)
Kota Pontianak (Baca | unduh)


Keterangan Lokasi:
DEKOPIN : Jln. Sutoyo.

PONDOK ARI : Jln. Imam Bonjol, (Di depan Magister Manajemen Untan).
WISMA PELANGI : Jln. Imam Bonjol, Gg. Pandu. 

Selasa, 21 Oktober 2014

8 KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG GURU


Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Padahal 8 (delapan) keterampilan dasar bagi seorang guru sangatlah penting, karena menyangkut efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran, berikut ini penulis menyajikan 8 (delapan) keterampilan dasar bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas di kegiatan belajar dan mengajar.
1.         Ketrampilan Bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan anatra lain adalah :
Menimbulkan rasa keingintahuan
Merangsang fungsi berpikir
Mengembangkan keterampilan berpikir
Memfokuskan perhatian siswa
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya
Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.  Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.
2.         Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri. Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
3.         Ketrampilan Mengadakan Variasi
Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu ; Variasi dalam cara/gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
4.         Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar. Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.
5.         Ketrampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
a.         Membuka Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran: Hubungan dengan Kelas. Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka. Menghubungkan Pelajaran. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya. Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Dan kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar. Menguraikan Pelajaran. Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu.
b.         Menutup Pelajaran
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.(Benson : 80-85).
6.         Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7.         Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip Ketrampilan mengelola kelas yaitu, prefentip adalah yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran dan  represif, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8.         Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Rabu, 15 Oktober 2014

KAJIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN PSIKOLOGI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang belajar. Maka, untuk sampai pada derajat yang disebut belajar manusia harus mampu mengadakan dan atau mengalami perubahan-perubahan. Baik itu perubahan tiap individu ataupun bahkan secara global. Namun, perubahan-perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang baik, perubahan yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang memelihara alam semesta sesuai dengan mandat dari Allah SWT. Sehingga manusia harus mencari dan mencapai hakikat belajar sampai sedalam-dalamnya.
Memasuki abad ke-19 beberapa ahli psikologi mengadakan penelitian eksperimental tentang teori belajar, walaupun pada waktu itu para ahli menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya. Penggunaan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada pemikiran bahwa apabila binatang yang kecerdasannya dianggap rendah dapat melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat dipastikan bahwa eksperimen itupun dapat berlaku bahkan dapat lebih berhasil pada manusia, karena manusia lebih cerdas daripada binatang.[1]
Sedemikian pentingnya sesuatu yang terdapat dalam belajar, hingga para ahli psikologi sampai melakukan penelitian yang begitu unik dan mungkin tidak terpikirkan bagi manusia biasa yang hidup tanpa berpikir kritis. Namun, penelitian mereka bukan berarti tidak memiliki manfaat atau kegunaan untuk penelitian selanjutnya, justru penelitian mereka terhadap binatang menjadi langkah awal untuk meneliti tentang bagaimana belajarnya manusia.
Diantara para ahli yang menggunakan binatang sebagai objek penelitiannya adalah Thorndike (1874-1949), terkenal dengan teori belajarClassical Conditioning, menggunakan anjing sebagai binatang uji coba, Skinner (1904) yang terkenal dengan teori belajar Operant Conditioning, menggunakan tikus dan burung merpati sebagai binatang uji coba.[2]
Penelitian para ahli psikologi diatas menunjukkan bahwa pembelajaran berarti terkait erat dengan psikologi. Dan ini menegaskan bahwa psikologi mempunyai posisi penting dalam proses pembelajaran manusia, karena sebagaimana kita memahami bersama bahwa kondisi psikologis seseorang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang bersangkutan.
Oleh karenanya, agar lebih dekat dengan maksud psikologi belajar, sangat perlu sekiranya mempelajari lebih dalam mengenai psikologi belajar ini, baik itu mengenai hakikat psikologi belajarnya, peranan dan aspek-aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar. Hal ini, diharapkan mampu menjadi penopang yang kokoh dalam memahami bahasan psikologi belajar selanjutnya.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan hakikat psikologi pembelajaran?
2.    Bagaimana peranan psikologi dalam proses pembelajaran?
3.    Apa saja aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar?
C.  Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuannya, yakni:
1.    Untuk mengetahui maksud dari hakikat psikologi pembelajaran,
2.    Untuk memahami peranan psikologi pembelajaran, dan
3.    Untuk mengetahui aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hakikat Psikologi Pembelajaran
Sebelum membahas mengenai apa hakikat yang terdapat dalam psikologi pembelajaran, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai makna hakikat itu sendiri. Sebab, akan sangat kesulitan untuk memahami hakikat psikologi pembelajaran tanpa memahami makna ketiga kata dalam kalimat tersebut. Oleh karenanya, sangatlah penting diuraikan satu persatu dari ketiga kata tersebut.
1.    Pengertian Hakikat
Secara sederhana hakikat sering disamakan sebagai sesuatu yang mendasar, suatu esensi, yang substansial, yang hakiki, yang penting, yang diutamakan dan berbagai makna yang sepadan dengan pengertian tersebut. Akan tetapi, tidaklah cukup apabila hanya mengacu kepada pengertian yang sederhana seperti demikian. Oleh karenanya, penting sekiranya dilakukan kajian mendalam agar pemahaman mengenai hakikat dapat dimengerti secara luas. Namun, dalam uraian ini tidak akan diberikan penjelasan yang mendalam mengenai pengertian hakikat, karena dalam memahami hakikat juga banyak pembahasan didalamnya.
Hakikat merupakan syarat eksistensi. Lebih luas lagi beliau menguraikan bahwa hakikat tidak lain adalah  SESUATU yang mesti ada pada sesuatu  yang jikalau SESUATU itu tidak ada maka sesuatu  itu pun tidak wujud. Sesuatu yang digaris bawahi adalah simbol-simbol bereksistensi tapi eksistensinya ditentukan dalam sesuatu yang huruf besar. Sesuatu yang ditulis huruf besar itulah syarat yang menentukan adanya sesuatu yang digaris bawahi.[3]
Penjelasan diatas apabila dirumuskan dapat diterangkan bahwa SESUATU ditambah sesuatu sama dengan eksistensi, sedangkan sesuatu dikurangi SESUATU sama dengan non eksistensi, atau bisa digambarkan sebagai berikut. (S+s = E) atau (s+S = NE). Jadi, bisa dikatakan bahwa hakikat itu adalah sesuatu yang menjadi dasar sesuatu, yang penting bagi keberadaan sesuatu. Dalam hal ini hakikat keberadaan psikologi pembelajaran.
Sementara itu pengertian lain, hakikat  adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain dapat dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mengujudkan sesuatu. Hakikat mengacu kepada  faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di setiap tempat dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada. Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.[4]
Dua uraian tentang makna hakikat diatas cukuplah mewakili pengertian hakikat secara sederhananya. Jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat merupakan makna sebenarnya dari segala sesuatu yang menjadi dasar keberadaan sesuatu.
2.    Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang artinya jiwa dan logo artinya ilmu. Maka, secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau lebih tepatnya ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tetapi, dalam sejarah perkembangannya kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Ini disebabkan karena jiwa yang mengandung arti abstrak itu sangatlah sulit dipelajari secara obyektif. Kecuali itu keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir seluruh tingkah laku.[5]
Banyak pengertian mengenai psikologi yang dikemukakan oleh para ahli, namun dalam uraian ini ada beberapa pengertian psikologi, diantaranya:[6]
a.    Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang aktivitas manusia (behaviorisme radikal).
b.  Psikologi sebagai psikologi filsafat menurut Plato sekitar pada tahun 400 SM adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat dan hidup jiwa manusia.
c.  Psikologi menurut aliran ilmu-ilmu pengetahuan alam/empiris dan rasionalisme abad XVII adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kesadaran atau gejala-gejala kesadaran.
d.   Psikologi menurut aliran psikologi-dalam (freudianisme)adalah ilmu yang mempelajari baik gejala-gejala kesadaran maupun gejala-gejala ketidaksadaran serta gejala-gejala dibawah sadar.
e.   Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungan. Pelaksanaan secara ilmiah. daripada psikologi dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan mencatat serta teliti tingkah laku manusia selengkap mungkin, dan berusa menjauhkan diri dari segala prasangka. Sehingga orang mendapatkan jawaban yang tepercaya menganai pelbagai pertanyaan teoritis dan praktis. ( Robert s. Wood-worth.)
f.    Psikologi menurut Mac Dougall pada awal abad ke-20 adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atauhuman behavior. Karena itu psikologi di golongkan dalam aliran behaviorism. Aliran ini diwakili oleh tokoh-tokoth Mac Dougllas, Throndike, dan Waston dari Amerika serikat, dan A.Pavlov serta Von Bechterew dari Rusia.
3.    Pengertian Belajar
Sebelum membahas pengertian belajar, perlu sekali memahami tentang perintah belajar terlebih dahulu. Belajar adalah proses perubahan menuju arah yang positif. Adapun perintah belajar tercantum dalam Q.S Al-`Alaq yang berbunyi:
اقْرَØ£ْ بِاسْÙ…ِ رَبِّÙƒَ الَّØ°ِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ [٩٦:Ù¡] Ø®َÙ„َÙ‚َ الْØ¥ِنسَانَ Ù…ِÙ†ْ عَÙ„َÙ‚ٍ [٩٦:Ù¢]اقْرَØ£ْ ÙˆَرَبُّÙƒَ الْØ£َÙƒْرَÙ…ُ [٩٦:Ù£] Ø§Ù„َّØ°ِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ [٩٦:Ù¤] Ø¹َÙ„َّÙ…َ الْØ¥ِنسَانَ Ù…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَعْÙ„َÙ…ْ [٩٦:Ù¥]
Artinya: Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan sekalian makhluk (1). Yang menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah (3). Yang mengajarkan manusia melalui pena dan tulisan (4). DIA mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).[7]
Jadi, dalam ajaran Islam, belajar adalah perintah penting karena Nabi SAW saja belajar. Maka sudah sepantasnya kita juga belajar agar dapat menjadi umat yang mengikuti nabinya. Dalam ayat terebut juga, manusia dituntun agar selalu mendahulukan Allah dalam segala kegiatan kita, termasuk belajar. Oleh karenanya, sangat bagus sekali ketika sebelum memulai pembelajaran, agar berdo`a kepada Allah SWT terlebih dahulu.
Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain, perilaku adalah satu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.[8] Dalam pengertian ini, berarti belajar adalah perubahan perilaku yang diamati. Atau bisa juga ditambahkan, belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati menuju arah yang lebih baik. Pengertian lainnya bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.[9]
Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan belajar dan mengajar antara guru dan siswanya. Guru sebagai orang yang memberikan pengajaran dan siswa sebagai orang yang siap menerima pengajaran. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respons (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).[10] Sementara itu, menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan dari dua kata apabila digabungkan yakni psikologi dan belajar, maka menjadi psikologi belajar. Maksudnya adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.[11] Jadi dari uraian-uraian diatas dapat dikatakan bahwa hakikat psikologi belajar bermaksud memahami makna belajar dari kacamata psikologi dan menerapkan psikologi dalam belajar. Sehingga nanti akan dipelajari lebih dalam mengenai psikologi dalam proses pembelajaran.
B.  Peranan Psikologi Pembelajaran
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Maka, agar kegiatan tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan secara tidak langsung membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi.
Tujuan dari mempelajari psikologi belajar adalah agar manusia mempunyai pemahaman lebih tentang individu, baik dirinya sendiri maupun orang lain serta dari hasil pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan perlakuan yang bijaksana.[12]
Psikologi memiliki peran dalam pendidikan baik itu dalam belajar maupun pembelajaran. Pengetahuan psikologi sangat diperlukan oleh seorang guru atau instruktur sebagai pengajar, pengajar, pelatih, pembimbing dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik secara integral.
Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di industri pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal. Berikut beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran.[13]
1.       Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian dan lain-lain.
2.        Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
3.        Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
4.        Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
5.        Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
6.        Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
7.        Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
8.        Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
9.        Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
10.    Memahami dan mengembangkan kepribadian serta profesi guru.
11.    Membimbing perkembangan siswa.
Selanjutnya, uraian mengenai peran psikologi sebagai pemberi jalan untuk mendapatkan pemecahan atas masalah-masalah sebagai berikut.[14]
1.        Perubahan pada anak didik selama dalam proses pendidikan.
2.        Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
3.        Teori dan proses belajar.
4.        Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5.        Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu.
6.        Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7.        Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8.        Pengaruh interaksi antara guru dan murid serta antara murid dan murid.
9.        Hambatan, kesulitan, ketegangan dan sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses pendidikan.
10.    Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain dalam batas kemampuan belajar.
Apabila diperhatikan mengenai peranan psikologi diatas, maka sangat jelas nampak fungsi dan kegunaan mempelajari psikologi dalam dunia pendidikan. Sebagaimana yang diuraikan, bahwa seorang guru hendaknya dapat menjadi figur yang mampu memahami muridnya ketika sedang memberikan pengajaran di kelas. Sehingga, dengan demikian murid merasa diperhatikan dan guru menjadi lebih bijak dalam menyampaikan materi di kelas untuk selanjutnya.
Oleh karenanya, psikologi dalam proses pembelajaran  merupakan suatu asupan  yang positif dalam dunia pendidikan. Maka, karena sangat pentingnya psikologi diharapkan semua pihak dalam lembaga pendidikan memahami apa dan bagaimana psikologi berperan dalam pendidikan. Dengan begitu, proses pendidikan dan pembelajaran akan lebih maksimal, meskipun hasilnya dikembalikan lagi kepada Allah SWT.
C.  Aspek atau Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Setiap disiplin ilmu yang ada seluruhnya memiliki ruang lingkup pembahasan masing-masing. Sehingga apa yang akan dikaji dalam suatu topik tidak akan keluar dari pembahasan pokoknya, dan ini menjadikan suatu disiplin ilmu tersebut menjadi tepat sasaran bahasannya dan sebagainya. Dan ruang lingkup juga tidak hanya dalam materi perkuliahan dan sekolah-sekolah saja, melainkan juga yang bukan dari itu. Oleh karenanya, agar lebih tahu sedikit tentang ruang lingkup, berikut akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertiannya.
Ruang lingkup adalah batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subyek penelitian dan lokasi penelitian. Penggambaran ruang lingkup dapat kita nilai dari data karakteristik responden perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian yang dilakukan, yang boleh jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran variabel-variabel pengukuran yang diteliti.[15] Lebih jelasnya ruang lingkup adalah suatu batasan dalam sebuah pembahasan materi atau sesuatu agar tidak keluar dari alur pembahasan, dan selalu terkait dalam tema yang bersangkutan.
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang merupakan cabang dari psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup disekitar masalah belajar saja. Oleh karenanya, tidak aneh apabila ruang lingkup psikologi belajar terdapat juga dalam kajian psikologi pendidikan. Ini dikarenakan, psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Karenanya, masalah belajar mendapat sorotan yang besar dalam psikologi pendidikan.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar dan situasi belajar. Berikut uraian-uraian mengenai hal tersebut.[16]
1.    Pokok Bahasan Mengenai Belajar
Ada beberapa pokok bahasan mengenai belajar, yaitu:
a.    Teori-teori belajar.
b.    Prinsip-prinsip belajar.
c.    Hakikat belajar.
d.   Jenis-jenis belajar.
e.    Aktivitas-aktivitas belajar.
f.     Teknik belajar efektif.
g.    Karakteristik perubahan hasil belajar.
h.    Manifestasi perilaku belajar.
i.      Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
2.    Pokok Bahasan Mengenai Proses Belajar
Berikut ini pokok bahasan mengenai proses belajar, yaitu:
a.    Tahapan perbuatan belajar.
b.    Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar.
c.    Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu.
d.   Pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar.
e.    Signifikansi perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dan keterbatasan kapasitas individu dalam belajar.
f.     Masalah proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer belajar.
3.    Pokok Bahasan Mengenai Situasi Belajar
Adapun pokok bahasan mengenai situasi belajarnya, yakni:
a.       Suasana dan keadaan lingkungan fisik.
b.      Suasana dan keadaan lingkungan non-fisik.
c.       Suasana dan keadaan lingkungan sosial.
d.      Suasana dan keadaan lingkungan non-sosial.
Ruang lingkup yang disebutkan diatas merupakan persoalan dan pokok pembahasan yang akan menjadi kajian bersama dalam mempelajari psikologi belajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi Belajar adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan terkait dengan proses kesadaran diri untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. hakikat psikologi belajar bermaksud memahami makna belajar dari kacamata psikologi dan menerapkan psikologi dalam belajar. Sehingga nanti akan dipelajari lebih dalam mengenai psikologi dalam proses pembelajaran.
Berikut beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran.
a)    Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian dan lain-lain.
b)   Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran.
c)    Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran.
d)   Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
e)    Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif.
f)    Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
g)   Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
h)   Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
i)     Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
j)     Memahami dan mengembangkan kepribadian serta profesi guru.
k)   Membimbing perkembangan siswa.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar dan situasi belajar. Berikut uraian-uraian mengenai hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latief, Juraid. 2006. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al-Qur`an. Surat Al-`Alaq Ayat 1-5.
A. Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Brilin, Andi. 2010. Psikologi dalam Belajar dan Pembelajaran. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melaluihttp://andibrilinunm.blogspot.com/2010/03/peran-psikologi-dalam-belajar-dan.html.
B. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dirgagunarsa, Singgih. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.
Hamdallah Fandy, Riefky. 2011. Pengertian Ruang Lingkup. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melaluihttp://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/.
Hakim, Zainal. 2013. Peran Psikologi dalam Pendidikan. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melaluihttp://www.zainalhakim.web.id/peran-psikologi-dalam-dunia-pendidikan.html.
Ichal, Faisal. 2013. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melaluihttp://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html.
Julias HR. 2010. Pengertian Hakikat. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Sabtu, 14 September 2013 melalui http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


[1] Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Cetakan ke-4, 2010, Hlm. 6
[2] Ibid.
[3] Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat dan Sejarah, 2006, hlm. 14
[5] Prof. Dr. Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psikologi, 1983, Cetakan ke-2, hlm. 9
[6] Dr. Kartini Kartono, Psikologi Umum, 1996, Cetakan ke-3, hlm. 2
[7] Al-Qur`an.
[8] Arsyad, A., Media Pembelajaran, 2011, hlm. 3
[9] Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Belajar, 2003, hlm. 64
[10] Faisal Ichal, Pengertian Belajar dan Pembelajaran, 2013,http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html
[11] Dr. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 2011, hlm. 3
[12] Andi Brilin, Peran Psikologi dalam Belajar dan Pembelajaran, 2010,http://andibrilinunm.blogspot.com/2010/03/peran-psikologi-dalam-belajar-dan.html
[13] Zainal Hakim, Peran Psikologis dalam Dunia Pendidikan, 2013,http://www.zainalhakim.web.id/peran-psikologi-dalam-dunia-pendidikan.html
[14] Ibid.
[15] Riefky Hamdallah Fandy, Pengertian Ruang Lingkup, 2011,http://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/
[16] Dr. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 2011, hlm. 3